Dalam agama Islam, Al Qur'an menempati posisi pertama dalam memahami syariat. Termasuk juga dalam memahami mata rantai sejarah kehidupan Nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam. Bahkan sejarah kehidupan Nabi sendiri adalah penjelasan yang sangat praktis dan aplikatif terhadap isi kandungan Al Qur’an.Para Ahli tafsir pun sangat terbantu sekali dengan adanya siroh nabawiyyah (sejarah kehidupan Nabi) dalam hal memahami dan menjelaskan ayat-ayat Qur’aniyyah. Maka sangat layak sekali untuk dikatakan bahwa Rasulullah adalah sosoh yang merupakan pengejawantahan terhadap Al Qur’an. Hal ini juga dipertegas oleh salah istri yang sangat dicintainya, yakni Aisyah. Tatkala suatu saat beliau ditanya tentang karakter pribadi Rasulullah, Sayyidah Aisya Radiyallahu ‘anha secara tegas menyatakan : “Al Qur’an itulah karakter Rasulullah”. (كان خلقه القرآن). Sehingga tidaklah berlebihan sekiranya Rasulullah disebut sebagai Al Qur’an yang berjalan.
Sangat jelas sekali bahwa Al Qur’an merupakan sumber paling pertama dan utama dalam memahami dan menjelaskan sejarah kehidupan Nabi. Hal ini disebabkan oleh karena Al Qur’an mengandung beberapa poin umum tentang gambaran kondisi dan karakter Nabi Muhammad sallahu alaihi wasallam. Sebagaimana dalam surat al-Dluha, disebutkan kisah tentang kehidupan Nabi Muhammad yang lahir dalam kondisi yatim dan miskin. Dan Allah pun membangkitkan semangat Rasulullah dengan menyiramkan energi spiritual yang berorientasi ke-akhiratan. Al-Qur’an juga mengisahkan dan menerangkan beberapa peristiwa dan kejadian yang dialami oleh Rasulullah, serta menjelaskan hikmah atau pelajaran kehidupan yang berharga dari potret kehidupan nyata Rasulullah shallahu alaihi wasallam. Seperti dalam surat Al Anfal yang mengandung kisah tentang peristiwa perang badar yang monumental disertai dengan faktor-faktor kemenangan yang diraih umat Islam atas kaum kafir tatkala itu.
Urgensi mempelajari sejarah kehidupan Nabi Muhammad yang berdasarkan tuntunan wahyu sangat erat sekali kaitannya dengan metodologi memahami syariat Islam. Bahkan sirah nabawiyyah (sejarah kehidupan Nabi Muhammad) dianggap sebagai metode yang sangat mudah dan ringan untuk memahami Islam secara detail. Sehingga fungsi mempelajari siroh nabawiyyah pada hakikatnya tidak hanya sekedar mencari informasi tentang kehidupan Nabi saja. Namun lebih daripada itu adalah juga untuk memudahkan seorang muslim supaya mampu memahami syariat Islam yang terejawantahkan dalam karakter sosok Nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam, agar mudah untuk mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai aplikasi dari perintah Allah dalam Q.S Al Mumtahanah ayat ke-6, yang artinya : “ sungguh telah ada untuk kalian suri tauladan yang amat sangat baik dalam pribadi Muhammad...”. Ayat inipun juga dipungkasi dengan semacam ancaman bagi siapapun yang enggan untuk meneladani kepribadian Rasulullah shallahu alaihi wasallam.
Maka sudah menjadi hal yang sangat wajib bagi setiap muslim untuk memiliki khazanah wawasan tentang masalah siroh nabawiyyah agar ia semakin mampu memahami kandungan Al Qur’an dengan mudah dan renyah, yang mengantarkannya menjadi sosok hamba yang dekat dengan Allah. Dengan demikian ia akan senantiasa mendapatkan sinar cahaya petunjuk ilahi dalam meniti perjalanan hidup yang penuh dengan onak duri, terlebih pada kondisi zaman yang penuh dengan fitnah ini. Wallahu a’lam.
» Thanks for reading: Peran Al Qur’an dalam Memahami Sejarah Nabi Muhammad
0 Response to "Peran Al Qur’an dalam Memahami Sejarah Nabi Muhammad"
Posting Komentar